Beda Aswaja dengan Wahhabi
Aswaja | Wahhabi |
Aqidah Sifat 20 susunan Imam Asy'ari (lahir 240 H) | Tauhid Uluhiyah, Rububiyah, dan Asma wa Shifat susunan Muhammad bin Abdul Wahhab (1115 H) |
Menganut 1 dari 4 Mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi'ie, atau Hambali) | Tidak bermazhab |
Ada Bid'ah Hasanah | Semua Bid'ah Sesat |
Zikir dan Doa bersama Usai Sholat Berjama'ah | Tak ada Zikir dan Doa berjama'ah |
Mengikuti Ulama Salaf yg lahir pada 3 abad pertama Islam | Yg diikuti MBAW lahir tahun 1115 H |
Toleransi dalam Furu'iyah / Khilafiyah | Tak ada toleransi dalam perbedaan |
Qunut Subuh untuk Mazhab Syafi'ie | Qunut Subuh bid'ah sesat |
Yasinan, Tahlilan, dan Maulidan | Yasinan, Tahlilan, dan Maulidan itu sesat |
Ziarah dan Doa di kuburan | Menganggap berdoa di kuburan Musyrik dan Menghancurkan kuburan Ulama |
MengIslamkan orang Kafir | MengKafirkan orang Islam |
Inilah tokoh2 Ulama Aswaja dengan Wahhabi
Kalau sering ngomong:
- Ini nggak ada haditsnya
- Ini bid'ah
- Ini syirik/musyrik
- Kamu Syi'ah taqiyah
- SELALU baca hadits Kullu Bid'ah dholalah di setiap khutbahnya seolah2 hadits cuma itu saja
Kemungkinan besar orang itu Wahhabi.
Saya lihat juga KEBANYAKAN (TIDAK SEMUA) dari SDIT (SD Islam Terpadu) dan sekolah2 / pesantren yang didanai Arab Saudi atau Qatar itu memakai paham Wahabi. Jika tidak mengajarkan Sifat 20 dan sebagai ganti yang diajarkan adalah Tauhid Uluhiyah, Rububiyah, dan Asma wa Shifat, berarti sekolah tsb memakai paham Wahabi.
Tidak ada yang salah sih dari Wahabi kecuali 1: Takfir. Menganggap kafir / sesat sebagian besar Muslim.
Ah masak sih menganggap kafir / sesat sebagian besar Muslim berbahaya?
Ya jelas. Sebab jika tidak benar, maka kafir / sesat itu akan berbalik ke penuduh. Mau di akhirat dibangkitkan sebagai orang sesat/kafir?:
“Barangsiapa yang berkata kepada saudaranya “hai kafir”, maka ucapan itu akan mengenai salah seorang dari keduanya.” [HR Bukhari]
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar Ra, bahwa Nabi SAW bersabda:
“Bila seseorang mengkafirkan saudaranya (yang Muslim), maka pasti seseorang dari keduanya mendapatkan kekafiran itu. Dalam riwayat lain: Jika seperti apa yang dikatakan. Namun jika tidak, kekafiran itu kembali kepada dirinya sendiri”.[HR Muslim]
Dari Abu Dzarr Ra, Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa memanggil seseorang dengan kafir atau mengatakan kepadanya “hai musuh Allah”, padahal tidak demikian halnya, melainkan panggilan atau perkataannya itu akan kembali kepada dirinya”.[HR Muslim]
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2011/10/26/jangan-mudah-mengkafirkan-sesama-muslim/
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al-Qur’ân, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’ân dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’ân, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh Albani dalam ash-Shahîhah, no. 3201).
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar